Modernisasi Busana Wanita Arab
Dari
perkembangan zaman, banyak terjadi perubahan kultural dari bangsa dan
masyarakat Arab salah satunya gaya berpakaian (fashion). Abaya pada
mulanya sebagai ciri khas busana bagi masyarakat Arab, tidak lagi melekat sebagai
jati diri sesuai tuntunan wasiat Nabi. Seiring dengan arus modernisasi dan
globalisasi dipicu pesatnya teknologisasi dan industrialisasi. Gaya berpakaian
mengalami perkembangan mode, yang pada akhirnya akan berdampak hilangnya budaya
lokal masyarakat Arab.
Secara umum,
gaya berpakaian wanita Arab diwajibkan menutup seluruh tubuhnya dengan
menggunakan pakaian serba hitam besar seperti “Jubah” yang dinamakan Abaya. Termasuk menutup wajah mereka
dengan Burqa atau niqab (Cadar), menutupi wajah kecuali mata,
dan mereka menutupi tangan dengan sarung tangan hitam. Warna yang biasanya
dipakai untuk Abaya dikenal bewarna
hitam dan menutup tubuh wanita dari leher sampai menutup ujung kaki, berbentuk
jubah panjang dan longgar, biasanya menggunakan model lengan dan tangan yang
longgar pula. Kerudung yang dipakai pun kebanyakan bewarna hitam. Pakaian ini
di Semenanjung Arab merupakan pakaian yang biasa dipakai dalam kegiatan
sehari-hari oleh para wanitanya. Biasanya,
ini berkaitan dengan menjaga kehormatan anggota keluarga khususnya wanita, yang
dianggap sangat privasi. Semata-mata untuk melindungi dan menjaga kehormatan
dari perhatian laki – laki yang tidak diinginkan.
Abaya
dirancang untuk menjadi jubah hitam berbentuk longdress longgar sehingga bahkan di bawah cahaya, lekuk dan postur
tubuh wanita tidak jelas terlihat dan tidak menarik dipandang lawan jenis yang
bukan muhrimnya. Bahan yang umum yang digunakan untuk Abaya asli Arab Saudi adalah kain jenis Fursan, Aliflela atau malikah dan juga Satin. Sedangkan, Cadar dirancang untuk menjadi penutup wajah.
Menurut KBBI, cadar adalah kain penutup kepala atau muka (bagi perempuan).
Berbicara
mengenai masalah kewajiban memakai cadar sebenarnya tidak disepakati oleh para
ulama. Maka wajarlah bila kita sering mendapati adanya wanita Arab Saudi tidak
memakai cadar. Sebagian ulama yang
mewajibkannya dengan didukung dengan sederet dalil dan hujjah. Namun,
kita juga tidak asing dengan pendapat yang mengatakan bahwa cadar itu bukanlah
kewajiban. Pendapat kedua ini pun biasanya diikuti dengan sederet dalil dan hujjah juga.
Penyebab
Perubahan Mode Busana Wanita Arab
Pada dasarnya,
semua bangsa dan masyarakat didunia ini, dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa terlibat
dalam perkembangan proses modernisasi, globalisasi, teknologisasi maupun
industrialisasi. Meskipun kecepatan dan arah perubahannya berbeda – beda.
Proses modernisasi sangat luas, hampir tidak dapat dibatasi ruang lingkup dan
masalahnya, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya.
Menurut Soerjono
Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu
Pengantar, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial, yang
biasanya berupa perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu
perencanaan.
Modernisasi juga
dapat diartikan sebagai kegandrungan untuk menerima gagasan – gagasan baru,
mencoba metode – metode baru, dan menyatakan pendapat, serta peka terhadap
waktu, dan kepercayaan terhadap IPTEK.
Modernisasi dan
globalisasi merupakan suatu arus perkembangan baru yang memunculkan pengaruh –
pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan, oleh sebab itu sebaiknya proses modernisasi dan globalisasi
harus diseleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan pengkerdilan
struktur budaya masyarakat setempat, serta pengekerdilan masyarakat itu
sendiri. Melalui modernisasi dan globalisasi akan terjadi suatu aliran ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya – budaya khususnya dari negara – negara maju
ke negara – negara berkembang dan terbelakang, di sisi lain aliran ilmu
pengetahuan dan teknologi budaya ini pasti akan menggusur dan memarginalkan
budaya – budaya lokal.
Fenomena menarik
yang tak lazim namun benar terjadi adanya. Pengaruh Globalisasi, modernisasi,
teknologisasi, dan bahkan industrialisasi yang menyerbu kawasan Arab Teluk
beberapa dekade lalu telah menimbulkan perubahan dramatis pada perilaku
masyarakat dan perubahan sosial yang terjadi. Dapatkah dikatakan Indonesia
lebih Arab dari pada bangsa Arab itu sendiri.
Prof. Sumanto Al
Qurtuby dalam tulisannya mengatakan : “contoh lain dalam hal berpakaian. Dalam
hal pakaian di Saudi juga telah terjadi revolusi yang luar biasa. Mungkin hanya
sekitar 10 persen murid – murid saya yang pakai gamis, selebihnya pakai celana
training, celana panjang, atau bahkan celana Boxer sebatas lutut. Dan itu bukan hanya dipakai dikelas, bahkan
saat sembahyang pun mereka pakai celana selutut. Laki – laki kan auratnya Cuma
sampai lutut saja. Saat ini di Saudi yang ketat memakai jubah itu hanya orang –
orang tua, atau mereka yang berada di pelosok – pelosok. Anak mudanya sudah trend banget, sudah mengikuti
perkembangan mode”.
Jadi, Masyarakat Arab yang biasanya dipandang penduduk
yang menjalankan sunnah nabi jauh berbeda dan bahkan menyimpang dari sunnah nabi. Abaya bukan lagi untuk anak muda,
hanya pakaian yang digunakan oleh orang pelosok dan orang – orang tua saja.
Dampak
Perubahan Mode Busana Wanita Arab
Perubahan gaya
busana masyarakat Arab yang semakin hari
semakin trendy, berdampak posistif
juga negatif. Indikator dampak negatif dari perubahan peradaban busana, ketika
para remaja tersebut mengikuti perkembangan fashion
saat ini, mengindikasikan bahwa remaja tersebut telah terpengaruh oleh fashion yang
sedang berkembang. Hal itu tidak lain hanya demi mengejar popularitas dan
eksistensi di masyarakat bahwa mereka adalah sekumpulan pemuda trendy. Tetapi jika dilihat dari
kapasitasnya, fashion yang sedang
berkembang tersebut diperuntukkan bagi kalangan wanita supermodel yang benar – benar memiliki kecantikan luar dan dalam.
Sejatinya, tanpa disadari semakin hari jati diri bangsa Arab mulai terkikis
tidak sesuai lagi dengan wasiat tuntunan Nabi.
Tidak hanya dari segi terkikisnya jati diri bangsa Arab,
segi tekanan mempengaruhi fashion atau
style, secara tidak langsung akan
memberikan dampak yang besar bagi mereka. Jika mereka tidak mengikuti
perkembangan fashion, mereka dianggap
“jadul” atau “ketinggalan zaman”. Akibatnya bullying
pun terjadi. Seperti yang kita tahu perempuan Arab pada awalnya tidak memiliki
hak asasi kebebasan. Sehingga karena munculnya pergerakan reformasi
memperjuangkan kaum wanita, banyak hal yang ditinggalkan.
Indikator dampak positif yang dapat terjadi, Abaya yang dahulunya hanya sebatas kain longgar,
bewarna hitam polos, dengan kerudung serba hitam. Kini, di modifikasi dengan
berbagai renda – renda, berbagai motif, dan manik – manik. Pesatnya juga Abaya tidak hanya untuk pakaian tapi juga berbentuk
mukena bagi wanita. Pesatnya industrialisasi busana melakukan perubahan kesan Abaya yang cenderung monoton.
Sumber :
https://singindo.com/2016/02/18/fenomena-masa-kini-arab-jadi-barat-indonesia-jadi-arab/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar