Rabu, 01 Februari 2017

Modernisasi Busana Wanita Arab

Dari perkembangan zaman, banyak terjadi perubahan kultural dari bangsa dan masyarakat Arab salah satunya gaya berpakaian (fashion). Abaya pada mulanya sebagai ciri khas busana bagi masyarakat Arab, tidak lagi melekat sebagai jati diri sesuai tuntunan wasiat Nabi. Seiring dengan arus modernisasi dan globalisasi dipicu pesatnya teknologisasi dan industrialisasi. Gaya berpakaian mengalami perkembangan mode, yang pada akhirnya akan berdampak hilangnya budaya lokal masyarakat Arab.
Secara umum, gaya berpakaian wanita Arab diwajibkan menutup seluruh tubuhnya dengan menggunakan pakaian serba hitam besar seperti “Jubah” yang dinamakan Abaya. Termasuk menutup wajah mereka dengan Burqa atau niqab (Cadar), menutupi wajah kecuali mata, dan mereka menutupi tangan dengan sarung tangan hitam. Warna yang biasanya dipakai untuk Abaya dikenal bewarna hitam dan menutup tubuh wanita dari leher sampai menutup ujung kaki, berbentuk jubah panjang dan longgar, biasanya menggunakan model lengan dan tangan yang longgar pula. Kerudung yang dipakai pun kebanyakan bewarna hitam. Pakaian ini di Semenanjung Arab merupakan pakaian yang biasa dipakai dalam kegiatan sehari-hari oleh para wanitanya.  Biasanya, ini berkaitan dengan menjaga kehormatan anggota keluarga khususnya wanita, yang dianggap sangat privasi. Semata-mata untuk melindungi dan menjaga kehormatan dari perhatian laki – laki yang tidak diinginkan.
Abaya dirancang untuk menjadi jubah hitam berbentuk longdress longgar sehingga bahkan di bawah cahaya, lekuk dan postur tubuh wanita tidak jelas terlihat dan tidak menarik dipandang lawan jenis yang bukan muhrimnya. Bahan yang umum yang digunakan untuk Abaya asli Arab Saudi adalah kain jenis Fursan, Aliflela atau malikah dan juga Satin. Sedangkan, Cadar dirancang untuk menjadi penutup wajah. Menurut KBBI, cadar adalah kain penutup kepala atau muka (bagi perempuan).
Berbicara mengenai masalah kewajiban memakai cadar sebenarnya tidak disepakati oleh para ulama. Maka wajarlah bila kita sering mendapati adanya wanita Arab Saudi tidak memakai cadar.  Sebagian ulama yang mewajibkannya dengan didukung dengan sederet dalil dan hujjah. Namun, kita juga tidak asing dengan pendapat yang mengatakan bahwa cadar itu bukanlah kewajiban. Pendapat kedua ini pun biasanya diikuti dengan sederet dalil dan hujjah juga.

Penyebab Perubahan Mode Busana Wanita Arab
Pada dasarnya, semua bangsa dan masyarakat didunia ini, dalam menjalani kehidupan  berbangsa dan bernegara senantiasa terlibat dalam perkembangan proses modernisasi, globalisasi, teknologisasi maupun industrialisasi. Meskipun kecepatan dan arah perubahannya berbeda – beda. Proses modernisasi sangat luas, hampir tidak dapat dibatasi ruang lingkup dan masalahnya, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya.
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial, yang biasanya berupa perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan. 
Modernisasi juga dapat diartikan sebagai kegandrungan untuk menerima gagasan – gagasan baru, mencoba metode – metode baru, dan menyatakan pendapat, serta peka terhadap waktu, dan kepercayaan terhadap IPTEK.
Modernisasi dan globalisasi merupakan suatu arus perkembangan baru yang memunculkan pengaruh – pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan, oleh sebab itu  sebaiknya proses modernisasi dan globalisasi harus diseleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan pengkerdilan struktur budaya masyarakat setempat, serta pengekerdilan masyarakat itu sendiri. Melalui modernisasi dan globalisasi akan terjadi suatu aliran ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya – budaya khususnya dari negara – negara maju ke negara – negara berkembang dan terbelakang, di sisi lain aliran ilmu pengetahuan dan teknologi budaya ini pasti akan menggusur dan memarginalkan budaya – budaya lokal.
Fenomena menarik yang tak lazim namun benar terjadi adanya. Pengaruh Globalisasi, modernisasi, teknologisasi, dan bahkan industrialisasi yang menyerbu kawasan Arab Teluk beberapa dekade lalu telah menimbulkan perubahan dramatis pada perilaku masyarakat dan perubahan sosial yang terjadi. Dapatkah dikatakan Indonesia lebih Arab dari pada bangsa Arab itu sendiri.
Prof. Sumanto Al Qurtuby dalam tulisannya mengatakan : “contoh lain dalam hal berpakaian. Dalam hal pakaian di Saudi juga telah terjadi revolusi yang luar biasa. Mungkin hanya sekitar 10 persen murid – murid saya yang pakai gamis, selebihnya pakai celana training, celana panjang, atau bahkan celana Boxer sebatas lutut. Dan itu bukan hanya dipakai dikelas, bahkan saat sembahyang pun mereka pakai celana selutut. Laki – laki kan auratnya Cuma sampai lutut saja. Saat ini di Saudi yang ketat memakai jubah itu hanya orang – orang tua, atau mereka yang berada di pelosok – pelosok. Anak mudanya sudah trend banget, sudah mengikuti perkembangan mode”.
Jadi,  Masyarakat Arab yang biasanya dipandang penduduk yang menjalankan sunnah nabi jauh berbeda dan bahkan menyimpang dari sunnah nabi. Abaya bukan lagi untuk anak muda, hanya pakaian yang digunakan oleh orang pelosok dan orang – orang tua saja.

Dampak Perubahan Mode Busana Wanita Arab
            Perubahan gaya busana masyarakat Arab  yang semakin hari semakin trendy, berdampak posistif juga negatif. Indikator dampak negatif dari perubahan peradaban busana, ketika para remaja tersebut mengikuti perkembangan fashion saat ini, mengindikasikan bahwa remaja tersebut telah terpengaruh oleh  fashion yang sedang berkembang. Hal itu tidak lain hanya demi mengejar popularitas dan eksistensi di masyarakat bahwa mereka adalah sekumpulan pemuda trendy. Tetapi jika dilihat dari kapasitasnya, fashion yang sedang berkembang tersebut diperuntukkan bagi kalangan wanita supermodel yang benar – benar memiliki kecantikan luar dan dalam. Sejatinya, tanpa disadari semakin hari jati diri bangsa Arab mulai terkikis tidak sesuai lagi dengan wasiat tuntunan Nabi.
            Tidak hanya dari segi terkikisnya jati diri bangsa Arab, segi tekanan mempengaruhi fashion atau style, secara tidak langsung akan memberikan dampak yang besar bagi mereka. Jika mereka tidak mengikuti perkembangan fashion, mereka dianggap “jadul” atau “ketinggalan zaman”. Akibatnya bullying pun terjadi. Seperti yang kita tahu perempuan Arab pada awalnya tidak memiliki hak asasi kebebasan. Sehingga karena munculnya pergerakan reformasi memperjuangkan kaum wanita, banyak hal yang ditinggalkan.
            Indikator dampak positif yang dapat terjadi, Abaya  yang dahulunya hanya sebatas kain longgar, bewarna hitam polos, dengan kerudung serba hitam. Kini, di modifikasi dengan berbagai renda – renda, berbagai motif, dan manik – manik. Pesatnya juga Abaya  tidak hanya untuk pakaian tapi juga berbentuk mukena bagi wanita. Pesatnya industrialisasi busana melakukan perubahan kesan Abaya yang cenderung monoton.

sumber :
           
https://singindo.com/2016/02/18/fenomena-masa-kini-arab-jadi-barat-indonesia-jadi-arab/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar